manusia makhluk otonom

Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus dilakukannya dan mengapa harus melakukannya. Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap berbagai pilihan hidup. Manusia adalah makhluk hidup, yang mampu memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai berbagai kemampuan, yakni mampu berpikir, berkreasi, berinovasi, memberdayakan kekuatannya sehingga manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang dalam mengembangkan dirinya sebagai suatu upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, dalam mengaktualisasikan sebagai individu.

Allah SWT telah menerangkan dalam Al Qur'an Surat Al-Baqaroh ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

yang artinya:“...Dia menurunkan Al-Quran di dalam bulan Romadhan, sebagai petunjuk bagi manusia, penerangan dan furqon ...”. (2:185).

Ayat di atas mengindikasikan bahwa Al Qur'an itu adalah pedoman hidup dan petunjuk bagi manusia. Ketika manusia berada dalam kebingungan, maka mereka harus kembali mengingat dan memahami kembali isi Al Qur'an. Ketika manusia berada dalam kegelapan, maka Al Qur'an-lah yang akan meneranginya. Ketika manusia dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit, maka manusia harus kembali mengingat Allah dengan memahami isi Al Qur'an, sehingga ia akan mudah mengambil pilihan yang sejatinya harus dipilih. Ia akan memilih sebuah pilihan yang mendekatkan diri-Nya kepada Allah.

          Sehingga manusia bisa dikatakan makhluk otonom dalam sudut pandang Islam apabila manusia telah mampu menentukan pilihan hidupnya sesuai dengan ajaran Islam yang tertera dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, dengan melakukan hal itu bahkan manusia bisa dikatakan sebagai makhluk otonom sejati. Dengan demikian, manusia harus menentukan pilihannya sesuai dengan aturan Islam, bila ingin bahagia di dunia dan akhirat, bila ingin digolongkan ke dalam makhluk otonom yang sejati.

Sebagai makhluk otonom, manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan sikap, dengan kata lain, ia adalah makhluk yang mandiri. Secara etimologi, Otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang artinya sendiri, dan “nomos” yang berarti hukum atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah pengundangan sendiri. Otonom berarti berdiri sendiri atau mandiri. Jadi setiap orang memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri. Ia harus dapat menjadi tuan atas diri. 

Berbicara mengenai manusia bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana, karena manusia banyak memiliki keunikan. Keunikan tersebut dinyatakan sebagai kodrat manusia. Manusia sulit dipahami dan dimengerti secara menyeluruh tetapi manusia mempunyai banyak kekuatan-kekuatan spiritual yang mendorong seseorang mampu bekerja dan mengembangkan pribadinya secara mandiri. Arti otonom adalah mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya.

Manusia adalah makhluk tuhan yang otonom, pribadi yang tersusun atas kesatuan harmonik jiwa raga dan eksis sebagai individu yang masyarakat. manusia lahir dalam keadaan yang serba misterius. artinya, sangat sulit untuk diketahui mengapa, bagaimana, dan untuk apa kelahirannya itu. yang pasti manusia dilahirkan oleh "Tuhan" melalui manusia lain (orang tua), sadar akan hidup dan kehidupannya, dan sadar pula akan tujuan hidupnya (kembali kepada Tuhan). kenyataan itu memberikan kejelasan bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah. Keberadaanya sangat bergantung kepada PenciptaNya (Tuhan). Segala potensi dirinya ditentukan secara mutlak oleh Sang Pencipta. Segala potensi diri ditentukan secara mutlak oleh Sang Pencipta. Manusia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Sang Pencipta kecuali Pasrah. 1. Manusia dan Kehidupannya Sebagai makhluk Tuhan yang bebas dan otonom, berjiwa dan berbadan, sekaligus makhluk individu dan makhluk sosial, manusia selalu bergerak dinamis ke arah suatu tujuan yang diinginkan. 

Keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan bertentangan secara mutlak dengan keberadaanya sebagai makhluk otonom yang bebas dan lepas dari Tuhan. selanjutnya hakikat pribadi manusia sebagai jiwa dan raga mempunai kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Jiwa dan raga sering mempunyai kebutuhan selaras dan seimbang, tetapi kadang-kadang bertolak belakang. Untuk menyelaraskan kebutuhan jiwa dan raga, manusia harus memperhatikan batas-batas yang sesuai, bukan berlebih-lebihan. dengan demikian, pemenuhan kebutuhan raga bisa memberikan ketenangan jiwa dan kesegaran raga. 2. Manusia sebagai Makhluk Berfikir Manusia mempunyai keahlian lain dibanding dengan makhluk hidup yang lain, yaitu berfikir. Perkembangan pemikiran manusia yang semakin fungsional-pragmatis mendominasi kehidupan manusia.

 Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan diatas manusia sebagai makhluk otonom  adalah manusia yang memiliki hak dan kekuasaan untuk menentukan arah tindakannya sendiri.manusia sebagai makhluk otonom dan bisa menjadi makhluk otonom sejati menurut agama Islam adalah manusia yang  telah mampu menentukan pilihan hidupnya sesuai dengan ajaran Islam yang tertera dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bila ingin menjadi manusia yang bahagia dunia dan akhirat dan termasuk golongan makhluk otonom yang sejati maka manusia itu harus menentukan pilihannya sesuai dengan aturan Islam. semoga bermanfaat

sumber
http://prawotosatryodurakim19.blogspot.com/2017/12/manusia-makhluk-otonom.html
https://fashansaraya3.blogspot.com/2019/04/blog-post.html

Komentar

Postingan Populer